VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik sejumlah program pembangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Ini disebabkan banyak program yang tidak disiapkan dengan baik, dari segi perencanaan ataupun regulasi.
Hal ini dikatakan SBY saat memimpin Rapat Kerja Pemerintah dan Gubernur di Istana Bogor, Jawa Barat, 21 Februari 2011. Rapat ini membahas khusus tentang Badan Usaha Milik Negara.
SBY mengatakan banyak sekali komitmen yang telah dijanjikan, baik Kementerian ataupun swasta, namun dalam pelaksanaannya tidak berjalan. SBY mencontohkan pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta yang hingga kini masih mampet. Itu juga disinyalir terjadi di beberapa titik.
"Saya kenyang dengan banyak sekali komitmen, seperti membangun infrastruktur di DKI. Semuanya pepesan kosong. Transportasi tidak jalan. Barangkali di daerah juga begitu," kata SBY.
Karena itu SBY meminta dibuat masterplan (rencana) yang detail. "Di atas kertas sesuai dengan jumlah yang pasti. Baik isi, siapa yang akan melakukan apa, dengan sasaran seperti apa," rincinya.
Sedangkan, kepada Badan Usaha Milik Negara, SBY berharap BUMN dapat menjadi pilar dan kontributor utama dalam pembangunan. BUMN diminta menjalankan praktek bisnis secara profesional dan kompetitif.
SBY bahkan menyindir apabila ada BUMN yang masih memiliki pandangan menguasai suatu bisnis, padahal kemampuannya kurang. "Kalau BUMN X mau mengembangkan ekonomi A mampunya hanya 70 persen, ya segitu yang diberikan. 30 persen diberikan untuk swasta," kata SBY.
Hal ini, menurut SBY, perlu dilakukan BUMN sehingga pembangunan berjalan lancar dan tidak terkunci ketidakmampuan BUMN menyelesaikan programnya. "Saudara (BUMN) punya kemampuan. Boleh kerja sama, jangan menolak untuk menyelesaikan 100 persen yang diharapkan rakyat, Pemerintah atau daerah," lanjutnya. (hs)
Hal ini dikatakan SBY saat memimpin Rapat Kerja Pemerintah dan Gubernur di Istana Bogor, Jawa Barat, 21 Februari 2011. Rapat ini membahas khusus tentang Badan Usaha Milik Negara.
SBY mengatakan banyak sekali komitmen yang telah dijanjikan, baik Kementerian ataupun swasta, namun dalam pelaksanaannya tidak berjalan. SBY mencontohkan pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta yang hingga kini masih mampet. Itu juga disinyalir terjadi di beberapa titik.
"Saya kenyang dengan banyak sekali komitmen, seperti membangun infrastruktur di DKI. Semuanya pepesan kosong. Transportasi tidak jalan. Barangkali di daerah juga begitu," kata SBY.
Karena itu SBY meminta dibuat masterplan (rencana) yang detail. "Di atas kertas sesuai dengan jumlah yang pasti. Baik isi, siapa yang akan melakukan apa, dengan sasaran seperti apa," rincinya.
Sedangkan, kepada Badan Usaha Milik Negara, SBY berharap BUMN dapat menjadi pilar dan kontributor utama dalam pembangunan. BUMN diminta menjalankan praktek bisnis secara profesional dan kompetitif.
SBY bahkan menyindir apabila ada BUMN yang masih memiliki pandangan menguasai suatu bisnis, padahal kemampuannya kurang. "Kalau BUMN X mau mengembangkan ekonomi A mampunya hanya 70 persen, ya segitu yang diberikan. 30 persen diberikan untuk swasta," kata SBY.
Hal ini, menurut SBY, perlu dilakukan BUMN sehingga pembangunan berjalan lancar dan tidak terkunci ketidakmampuan BUMN menyelesaikan programnya. "Saudara (BUMN) punya kemampuan. Boleh kerja sama, jangan menolak untuk menyelesaikan 100 persen yang diharapkan rakyat, Pemerintah atau daerah," lanjutnya. (hs)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon Maaf Komentar : Mengandung SARA, Sex, Menghasut/provokasi dan sejenisnya akan kami "Hapus"