Mahasiswa dari berbagai kampus seluruh Jabodetabek dan banten serta bersama elemen rakyat, tokoh politik, budayawan, serta elemen masyarakat lainnya, akan menyelenggarakan “PANGGUNG RAKYAT INDONESIA” mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Mundur. Pasalnya, Mahasiswa kecewa dengan pemerintahan SBY-Boed yang dianggap gagal dalam mensejahterakan rakyat.
Demikian hal tersebut dikatakan Humas panggung rakyat, Revo dalam rilisnya yang diterima redaksi di Jakarta.
Panggung rakyat turunkan SBY-Boed ini rencanya akan dihadiri oleh Hariman Siregar, Yudi Latief, Permadi, Ratna Sarumpaet, Muchtar Pakhpahan, Frans Magnis, Nur Suhud, Ridwan S, Mustar Bona Ventura, Fuad Bawazier, Sabam Sirait, Eggi Sudjana, Syafii Ma’arif, Lili Wahid, Fadjroel Rachman, Teguh Sh, Hatta Taliwang, Pong Hardjatmo, Sri Bintang Pamungkas, Anto Baret, Effendy Choire, dan lain-lain.
“Aksi ini bentuk kekecewaan kepada pemerintahan SBY-Boediono. Dan kami minta agar SBY-Boediono mundur,” tegasnya
Menurutnya, panggung rakyat itu sudah dibentuk di dalam kampus dengan ukuran 5X6 meter. Revo yang merupakan mahasiswa akhir ini mengaku aksi ini sudah mendapat izin dari pihak kampus.
“Diatas panggung ini masyarakat bebas menyerukan aspirasi dan kekecewaannya kepada pemerintah,”ucapnya.
Sejumlah alumni ITB dan UIN Jakarta bulan lalu menyerukan agar alumni universitas dan perguruan tinggi seluruh Indonesia mengimbau atau mendesak SBY-Boed mundur karena sudah gagal.
Mereka telah menilai pemerintahan SBY-Boediono rupanya tak cuma dicap pembohong, namun gagal total dan sebaiknya mundur. ”SBY-Boed nggak mutu, gagal, bohong, nggak becus, pencitraan terus, mundur sajalah. Sejumlah alumni ITB sudah menggagas langkah mendesak SBY-Boed mundur ketimbang rakyat terus sengsara,”kata Khalid Zabidi MA, bekas aktivis ITB dan gerakan mahasiswa 1998. Alumnus pasca sarjana ITB dan dosen Universitas Paramadina itu menegaskan SBY-Boed kalau mundur bakal didukung karena justru madeg pandito, daripada tak mampu perbaiki kinerja dan terus berkuasa dengan dampak menyengsarakan rakyat dimana kenaikan harga sembako tak bisa diatasi keduanya,
”Para alumni UIN Jakarta juga sudah berbicara mengenai situasi ini, kami yang muda-muda mendesak SBY-Boed mundur saja,”ujar Fahrurozy, alumnus UIN Jakarta dan peneliti PSIK Indonesia.
”SBY-Boed banyak mudharat ketimbang manfaat. Pembohong, gagal, konyol duet ini, kotor oleh Century, mafia pajak dan kebohongan publik,” kata Umar Hamdani, alumnus UIN Syarif Hidayatulah yang juga Direktur LSIK Jakarta..
Di sisi lin, Aktivis Gerakan Rakyat untuk Demokrasi (Garuda) mencatat ada 33 poin kegagalan Pemerintahan SBY-Boediono.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan poin-poin kebohongan yang dikemukakan para tokoh lintas agama saat gelar dialog lintas agama beberapa waktu lalu.
Berikut 33 poin kegagalan Pemerintahan SBY-Boediono:
1. Gagal melindungi sumber daya ekonomi rakyat dan sumber daya ekonomi negara
2. Gagal menyediakan pelayanan pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat
3. Gagal menyediakan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
4. Gagal melindungi TKI di luar negeri
5. Gagal melindungi kedaulatan bangsa
6. Gagal melindungi HAM dan menuntaskan pelanggaran HAM
7. Gagal dalam upaya pemberantasan kasus korupsi
8. Gagal dalam peningkatan perekonomian rakyat
9. Gagal dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
10. Gagal mereformasi birokrasi.
11. Gagal dalam upaya penegakan hukum bagi keadilan seluruh rakyat indonesia
12. Gagal membangun politik yang beretika
13. Gagal membangun karakter bangsa
14. Gagal membangun moralitas bangsa
15. Gagal mewujudkan kemandirian pangan
16. Gagal membangun wilayah perbatasan dan pedesaan
17. Gagal mensejahterakan buruh, nelayan dan kaum miskin Indonesia.
18. Gagal memberikan keadilan dalam menyelesaikan kasus -kasus rakyat
19. Gagal menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok
20. Gagal menyediakan kebutuhan energi untuk menopang kegiatan masyarakat.
21. Gagal membangun industri dasar untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
22. Gagal membangun lingkungan hidup yang bersih.
23. Gagal menyelamatkan hutan dari kejahatan mafia kayu
24. Gagal mengeliminir praktek penyelundupan di wilayah perbatasan.
25. Gagal membebaskan bangsa dari cengkeraman mafia
26. Gagal menyelamatkan uang negara dalam kasus korupsi
27. Gagal menyelamatkan potensi pertambangan dan eksploitasi liar mafia tambang
28. Gagal membangun pluralisme.
29. Gagal menyediakan pupuk yang murah bagi petani.
30. Gagal melindungi hak buruh
31. Gagal dalam diplomasi internasional.
32. Gagal melindungi hak fakir miskin.
33. Gagal membangun kemandirian pangan.
Demikian hal tersebut dikatakan Humas panggung rakyat, Revo dalam rilisnya yang diterima redaksi di Jakarta.
Panggung rakyat turunkan SBY-Boed ini rencanya akan dihadiri oleh Hariman Siregar, Yudi Latief, Permadi, Ratna Sarumpaet, Muchtar Pakhpahan, Frans Magnis, Nur Suhud, Ridwan S, Mustar Bona Ventura, Fuad Bawazier, Sabam Sirait, Eggi Sudjana, Syafii Ma’arif, Lili Wahid, Fadjroel Rachman, Teguh Sh, Hatta Taliwang, Pong Hardjatmo, Sri Bintang Pamungkas, Anto Baret, Effendy Choire, dan lain-lain.
“Aksi ini bentuk kekecewaan kepada pemerintahan SBY-Boediono. Dan kami minta agar SBY-Boediono mundur,” tegasnya
Menurutnya, panggung rakyat itu sudah dibentuk di dalam kampus dengan ukuran 5X6 meter. Revo yang merupakan mahasiswa akhir ini mengaku aksi ini sudah mendapat izin dari pihak kampus.
“Diatas panggung ini masyarakat bebas menyerukan aspirasi dan kekecewaannya kepada pemerintah,”ucapnya.
Sejumlah alumni ITB dan UIN Jakarta bulan lalu menyerukan agar alumni universitas dan perguruan tinggi seluruh Indonesia mengimbau atau mendesak SBY-Boed mundur karena sudah gagal.
Mereka telah menilai pemerintahan SBY-Boediono rupanya tak cuma dicap pembohong, namun gagal total dan sebaiknya mundur. ”SBY-Boed nggak mutu, gagal, bohong, nggak becus, pencitraan terus, mundur sajalah. Sejumlah alumni ITB sudah menggagas langkah mendesak SBY-Boed mundur ketimbang rakyat terus sengsara,”kata Khalid Zabidi MA, bekas aktivis ITB dan gerakan mahasiswa 1998. Alumnus pasca sarjana ITB dan dosen Universitas Paramadina itu menegaskan SBY-Boed kalau mundur bakal didukung karena justru madeg pandito, daripada tak mampu perbaiki kinerja dan terus berkuasa dengan dampak menyengsarakan rakyat dimana kenaikan harga sembako tak bisa diatasi keduanya,
”Para alumni UIN Jakarta juga sudah berbicara mengenai situasi ini, kami yang muda-muda mendesak SBY-Boed mundur saja,”ujar Fahrurozy, alumnus UIN Jakarta dan peneliti PSIK Indonesia.
”SBY-Boed banyak mudharat ketimbang manfaat. Pembohong, gagal, konyol duet ini, kotor oleh Century, mafia pajak dan kebohongan publik,” kata Umar Hamdani, alumnus UIN Syarif Hidayatulah yang juga Direktur LSIK Jakarta..
Di sisi lin, Aktivis Gerakan Rakyat untuk Demokrasi (Garuda) mencatat ada 33 poin kegagalan Pemerintahan SBY-Boediono.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan poin-poin kebohongan yang dikemukakan para tokoh lintas agama saat gelar dialog lintas agama beberapa waktu lalu.
Berikut 33 poin kegagalan Pemerintahan SBY-Boediono:
1. Gagal melindungi sumber daya ekonomi rakyat dan sumber daya ekonomi negara
2. Gagal menyediakan pelayanan pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat
3. Gagal menyediakan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
4. Gagal melindungi TKI di luar negeri
5. Gagal melindungi kedaulatan bangsa
6. Gagal melindungi HAM dan menuntaskan pelanggaran HAM
7. Gagal dalam upaya pemberantasan kasus korupsi
8. Gagal dalam peningkatan perekonomian rakyat
9. Gagal dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
10. Gagal mereformasi birokrasi.
11. Gagal dalam upaya penegakan hukum bagi keadilan seluruh rakyat indonesia
12. Gagal membangun politik yang beretika
13. Gagal membangun karakter bangsa
14. Gagal membangun moralitas bangsa
15. Gagal mewujudkan kemandirian pangan
16. Gagal membangun wilayah perbatasan dan pedesaan
17. Gagal mensejahterakan buruh, nelayan dan kaum miskin Indonesia.
18. Gagal memberikan keadilan dalam menyelesaikan kasus -kasus rakyat
19. Gagal menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok
20. Gagal menyediakan kebutuhan energi untuk menopang kegiatan masyarakat.
21. Gagal membangun industri dasar untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
22. Gagal membangun lingkungan hidup yang bersih.
23. Gagal menyelamatkan hutan dari kejahatan mafia kayu
24. Gagal mengeliminir praktek penyelundupan di wilayah perbatasan.
25. Gagal membebaskan bangsa dari cengkeraman mafia
26. Gagal menyelamatkan uang negara dalam kasus korupsi
27. Gagal menyelamatkan potensi pertambangan dan eksploitasi liar mafia tambang
28. Gagal membangun pluralisme.
29. Gagal menyediakan pupuk yang murah bagi petani.
30. Gagal melindungi hak buruh
31. Gagal dalam diplomasi internasional.
32. Gagal melindungi hak fakir miskin.
33. Gagal membangun kemandirian pangan.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon Maaf Komentar : Mengandung SARA, Sex, Menghasut/provokasi dan sejenisnya akan kami "Hapus"