Saat ini Sumatera Selatan dipimpin oleh Gubernur Alex Noerdin yang tiga tahun lalu mampu mengalahkan rivalnya Syahrial Oesman. Setelah hampir tiga tahun ini banyak warga Sumsel mulai menghitung-hitung dan membanding-bandingkan kualitas kepemimpinan Gubernur Alex Noerdin dengan Gubernur Syahrial Oesman. Apa yang sudah mereka perbuat saat berkuasa dan siapakah yang sesungguhnya lebih baik diantara kedua mantan Bupati ini?
Gubernur Alex Noerdin
Alex Noerdin kini memiliki kekuatan dan kesempatan untuk membuktikan jika dirinya harus lebih baik dari pada Gubernur pendahulunya. Anggaran keuangan daerah yang cukup besar dan disuport terus oleh kucuran anggaran pusat menyebabkan peluang untuk berbuat untuk kemajuan rakyat sumsel semakin luas terbuka. Masyarakat Sumsel sendiri sejak awal Alex Noerdin menjabat senantiasa sabar menunggu dan selalu siap memberikan dukungan kepadanya. Artinya, tidak ada alasan bagi Alex untuk tidak mampu mewujudkan impian rakyatnya, karena semua ada tersedia dan semua mendukung.
Dalam waktu hampir tiga tahun ini nampaknya tak sedikit warga yang mulai kurang bersabar. Mereka mulai bertanya-tanya, apakah yang sudah diperbuat Alex Noerdin untuk perubahan nasib rakyatnya?
Memang, tak banyak yang bisa dirasakan rakyat dari kepemimpinan Alex dalam tiga tahun ini. Bahkan upaya-upaya pembangunan yang memiliki misi untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan sangat minim jumlahnya. Alex lebih suka membelanjakan uang rakyat untuk proyek-proyek besar.
Janji akan mewujudkan 1000 unit rumah murah setiap tahun hingga kini masih belum jelas. Bisa jadi hanya akan terlaksana 1000 unit rumah itu dalam 5 tahun, bukan tiap tahun.
Pemerataan pembangunan di wilayah sumsel juga kurang berimbang. Lihat saja, saat ini prosentase angka rupiah yang dikucurkan untuk pembangunan nyaris tersedot di kota Palembang saja, sedangkan kabupaten dan kota lainnya hampir kering tak kebagian jatah. Hal ini bisa berdampak adanya kecemburuan sosial dari daerah terhadap kota Palembang.
Seperti halnya tradisi para pemimpin di negeri ini, Alex Noerdin juga terlalu banyak dikelilingi kroni yang “haus”. Mereka ikut merangsek ke dalam lingkungan pemerintahan. “Pembagian” proyek selalu saja menjadi permainan yang tidak indah karena KKN yang sangat kental.
Dikalangan kontraktor yang biasa mencari proyek di lingkungan Pemprop Sumsel, kini sudah sangat umum dikenal istilah : “Proyek Alex”, “Proyek Ibu” atau “Proyek Dodi”. Selain itu istilah SAG (Sanak Alex Galo) pun kerap kita dengar disini.
Salah satu upaya yang diharapkan bisa menjadi bukti “hebatnya” kepemimpinan Alex Noerdin adalah rencana pelaksanaan Sea Games bulan November tahun ini di Sumsel. Sea Games yang katanya sebagai even olah raga bergensi akan banyak membawa manfaat bagi Sumsel. Bahkan anggaran negara yang digunakan untuk acara tersebut jumlahnya mencapai trilyunan rupiah.
Namun sayang, respon warga Sumsel atas upaya propaganda Sea Games kurang begitu memuaskan. Warga seperti kurang yakin dengan penjelasan-penjelasan pemerintah daerah jika Sea Games akan memberi manfaat yang besar bagi Sumsel. Benarkah Sea Games akan Luar biasa?
Sea games adalah pesta olah raga se asia tenggara yang biasa digelar 3 tahun sekali. Pesertanya terdiri dari 11 negara. Setiap negara mengirimkan utusannya ratusan orang atau bahkan cuma puluhan orang saja.
Jika dibandingkan dengan PON, Sea games sesungguhnya masih akan kalah besar. PON diikuti oleh peserta dari 33 propinsi yang tiap propinsinya terdiri dari ratusan bahkan ribuan peserta. Selain peserta banyak juga pejabat tiap propinsi dan kabupaten se Indonesia ikut hadir. Penonton dan suporter pun berduyun-duyun datang. Nah, bagaimana dengan Sea games? Sea games hanya kesannya saja yang lebih besar karena melibatkan negara-negara asing, tetapi ramai dan manfaatnya secara langsung bagi rakyat, jelas PON lebih hebat.
Gubernur Syahrial Oesman
Syahrial Oesman dalam 5 tahun ini mesti duduk manis menyaksikan mantan pesaingnya berkuasa di Sumsel. Walau ia terpaksa harus mondok di ruang penjara karena tersandung kasus suap saat ia berkuasa dulu. Tapi kini ia telah bebas dan beraktivitas seperti biasa.
Syahrial Oesman memang memiliki citra dan kesan yang sangat mendalam bagi sebagaian warga Sumsel. Ia dikenal sangat familier dan mudah diterima dalam lingkungan apapun kendati ia seorang Gubernur. Terobosan-terobosannya memang luar biasa. Masalah pelabuhan Tanjung Api-api saja baru di jaman kepemimpinanyalah benar-benar nyata digarap. Bahkan Alex Noerdin yang menjanjikan akan mampu mewujudkan Tanjung api-api dalam lima tahun saja hingga kini belum ada sedikit pun upaya nyata kearah sana. Baru sebatas wacana, atau sekedar MoU demi MoU saja.
Pembangunan-pembangunan yang berorientasi Pemberdayaan Ekonomi rakyat cukup subur dan merata. Daerah-daerah berkembang secara serempak.
Syahrial Oesman tidak terlalu banyak diganggu oleh Kroni-kroninya. Ia memang tak memiliki anak dan isteri yang hoby bermain proyek. Syahrial justru dikenal dirongrong oleh pihak-pihak luar yang identik dengan kekerasan. Preman memang seperti “dipelihara” masa itu.
Membandingkan Alex Noerdin dengan Syahrial Oesman jelas ada kelebihan dan ada kekurangan masing-masing. Tapi kesamaanya adalah mereka sama-sama jadi Gubernur, sama-sama berkuasa dan sama-sama “Doyan Duit” juga.
Yang jelas Pak Syahrial Jelas lebih baik dari Alex, Dia (Syahrial Oesman)tidak sombong dan sangat ramah terhadap siapa saja, sayang karena kecurangan pada PILKADA pada 2008 menyebabkan beliau tidak dapat melanjutkan rencana pembangunan SUMSEL untuk selanjutnya. Saya berharap Pak Syahrial Oesman bersedia mencalonkan diri kembali pada PILKADA SUMSEL 2013 nanti, sehingga apa yang beliau cita citakan untuk kemajuan SUMSEL dapat di Implementasikan beliau menjadi kenyataan...
ReplyDelete