
Kabar Palembang - Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan oleh Batenburg pada tanggal 20 November 1920 di tepi Sungai Tatang, kaki Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 17 Juni 683 Masehi (tanggal 5 bulan Ashada tahun 605 syaka). Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadia alembang Nomor 57/UM/WK tanggal 6 Mei 1972.
WARGA Palembang harus bangga dengan kotanya. Sebab Palembang merupakan satu-satunya kota di nusantara yang memiliki “akte kelahirannya”. Akte kelahirannya itu berupa Prasasti Kedukan Bukit yang isinya menjelaskan kelahiran Palembang.
“Di Indonesia ini, hanya Palembang yang memiliki akte kelahirannya. Prasasti Kedukan Bukit yang menyatakan kelahiran Palembang sebagai wanua Sriwijaya yang didirikan pada 604 masehi,” kata Bambang Budi Utomo, peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Rabu (14/10/2009).
“Jadi sebagai wong Palembang seharusnya bangga dengan fakta ini. Wong Palembang, dari anak-anak hingga orangtua harus tahu dan mengerti soal kerajaan Sriwijaya, yang pernah mempersatukan nusantara ini di masa kejayaannya,” kata Budi.
Pernyataan Budi ini terkait soal penjelasan dari beberapa pihak, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pelestarian Warisan Budaya di Kota Palembang: Dari Wanua Sriwijaya Menuju Palembang Sebagai Destinasi”, yang digelar Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Palembang, serta Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, di ruang Mahameru, Hotel Swarna Dwipa Palembang, Selasa (13/10/2009) malam, yang menggambarkan bahwa tidak semua wong Palembang tahu dan mengerti soal kerajaan Sriwijaya. Mereka hanya mengenal Bukti Siguntang atau Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya jika bicara Sriwijaya, padahal begitupun banyak situs peninggalan Sriwijaya.
“Rasa kebanggaan ini harusnya juga terpancar dari semua pihak, sehingga sikap dan perilaku menjaga atau melestarikan peninggalan sejarah budaya Sriwijaya begitu kuat,” katanya